Rabu, 11 Mei 2011

Sangat Pelik, Terlalu Berbelit-Belit

Apa yang kamu harapkan dari sebuah permasalahan?

Penyelesaian kah?

Mungkin kebanyakan orang berharap akan hal tersebut.

Aku pun juga begitu.

Tapi apa selalu seperti itu?

Kadang apa yang kita harapkan tidak selalu sama dengan kenyataannya kan?

Itu lah gunanya pelajaran agama yang mengajarkan sifat bersyukur.

Tidak semudah itu kamu berkata bahwa masalahmu sudah selesai, padahal kenyataannya tidak ada kemajuan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Tidak mudah pula kamu berkata bahwa kamu lah yang salah, padahal sebenarnya orang lain lah yang bersalah.

Mungkin karena hal-hal seperti itulah orang jadi malas menyelesaikan masalahnya.

Membiarkan hal tersebut mengambang, tak mengapung, tak pula tenggelam.

Tidak ada urusan.

Selama masih merasa nyaman, anggap saja masalah itu tidak pernah ada, tak perlu penyelesaian.

Rabu, 20 April 2011

Tuhan Masih Sayang Padaku

Sebenarnya aku tidak tahu apakah Tuhan benar masih sayang padaku.

Namun aku coba berpikir dan terus berpikir.

Ya, Tuhan rupanya memang masih menyayangiku.

Kata orang, sepintar-pintar tupai melompat pasti akan jatuh juga.

Sepandai-pandainya orang menutupi keburukannya pasti akan ketahuan juga.

Aku ingat, banyak sekali keburukan yang telah aku lakukan.

Dan baiknya Tuhan padaku, Ia mau menutupi keburukan-keburukanku tersebut.

Aku tidak tahu sampai kapan Tuhan akan membiarkan semua ini tertutupi.

Aku hanya bisa berharap permohonan ampunku kepada-Nya, menjadi penolong bagiku.

Betapa baiknya Tuhan pada manusia sepertiku.

Seorang manusia yang hina, tak tau diri, egois, dan kotor.

Namun kini mataku mulai terbuka.

Tuhan masih berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hidupku yang cukup kacau.

Baru kusadari kini betapa beruntungnya aku berjalan di jalan-Nya...

Jumat, 15 April 2011

Orang-Orang di Kereta

Perjalanan singkat aku lalui menuju sebuah kota asing yang sebenarnya dulu sempat kukunjungi beberapa kali.

Untuk mencapai kota itu aku menggunakan kereta.

Beramai-ramai orang berebut masuk ke dalam mencari tempat duduk karena ini kereta bisnis.

Nihil.

Semua kursi sudah penuh.

Apa boleh buat aku pun berdiri.

Melihat ke depan, seorang ibu sedang memangku anaknya yang rewel.

Melihat ke samping, seorang ibu terlihat cemas sembari si bapak menggenggam tangannya.

Melihat ke belakang, seorang nenek berdiri di dekat pintu bersiap turun di stasiun selanjutnya.

Selama perjalanan pemandangan yang terlihat adalah rumah warga yang terlihat kumuh, sawah-sawah yang hijau, sungai-sungai kecil yang berwarna coklat, dan kereta yang melintas di rel sebelah.

Orang-orang naik dan turun ke kereta.

Seorang laki-laki dengan gaya 80-an mengantungi sekotak susu coklat di saku belakang. Mungkin tidak ingin membuang sampah sembarangan karena kotak itu sudah kempes.

Laki-laki lainnya mengenakan headset , menikmati perjalanan sambil berdiri di depan pintu.

Si nenek yang tadi berdiri, sudah turun di stasiun.

Sedangkan si ibu yang tadi terlihat cemas, sudah mulai terlihat lebih santai sambil memakan cemilan dengan si bapak.

Aku hanya berdiri.

Memandangi orang-orang di dalam kereta sambil menerka kehidupan mereka di luar kereta.

Rabu, 06 April 2011

Terlalu Ini, Terlalu Itu

Apa pun pendapat orang tentangku, baiknya aku tidak terlalu memikirkannya.

Bagaimanapun juga aku adalah aku, kamu adalah kamu, dia adalah dia.

Terlalu cuek memang tidak baik tapi memang ada kalanya kita harus menjadi orang yang cuek.

Terlalu peduli juga tidak selalu baik. Bisa jadi justru dimanfaatkan orang lain.

Segala sesuatu yang terlalu ini dan terlalu itu memang tidak baik.

 Jangan jadikan hidup terlalu berat dan jangan juga dijadikan ringan.

Lagi-lagi aku menulis sesuatu yang tidak jelas.

Note : Terlalu banyak pikiran bisa menyebabkan ketidakjelasan.

Rabu, 30 Maret 2011

Seorang Figur yang Dipanggil "Ayah"

Bagiku, ia adalah sosok yang paling menginspirasi hidupku.

Walaupun kini ia telah tiada, semua yang pernah ia ajarkan padaku selalu menempel di ingatanku.

Hanya 10 tahun kami menghabiskan waktu bersama.

Namun selama 10 tahun pula prinsip hidup yang ia tanamkan padaku telah membimbingku sampai sekarang.

Kini, sudah 9 tahun lamanya aku hidup tanpanya.

Rindu?

Ya. Tentu aku rindu padanya.

Seorang ayah adalah sosok yang penting bagi seorang anak perempuan.

Dan memang penting bagiku.

Sekarang aku hanya bisa mengamalkan apa yang telah ia ajarkan padaku.

Untuk menjadi orang yang jujur, hidup dalam kesederhanaan dan berkecukupan, pantang mengeluh, bekerja keras untuk menjadi orang yang berhasil, menjadi orang yang ramah dan baik pada semua orang, dan selalu tersenyum dan tertawa membawa kebahagiaan pada mereka yang ada di sekitarku.

Karena memang begitulah ia.

Seorang figur yang dipanggil ayah.

Minggu, 27 Maret 2011

Di Sekitarku

Banyak orang yang telah menginspirasi hidupku.

Sebuah keluarga yang penuh dengan cinta, haru, tawa, dan tangis.

Seorang kekasih yang mendampingiku di masa-masa sulit.

Segerombol teman yang mau menggila bersamaku. 


Bahkan seorang kakek tua penjual koran dan tukang sampah yang selalu mengingatkanku untuk bersyukur.  


Pernahkah kamu berpikir bahwa mereka adalah orang yang penting dalam hidupmu? 


Andaikan semua orang dapat menghargai satu sama lain.

Mungkin dunia ini akan terasa lebih baik. Jauh lebih baik.

Bukan hal yang tidak mungkin bagi kita untuk mewujudkannya.

Hanya saja ego manusia yang begitu besar.

Termasuk diriku sendiri.

Sabtu, 26 Maret 2011

Sesuatu yang Absurd dan Abstrak

Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka sadari bahwa mereka memilikinya.

Begitu pula denganku. Ada sesuatu yang kumiliki tetapi tidak kusadari.

Itu adalah sesuatu yang absurd dan abstrak. 

Bisakah kamu menggambarkan sesuatu yang absurd? Sesuatu yang aneh dan entah seperti apa bentuknya. 

Bisakah kamu menceritakan sesuatu yang abstrak? Sesuatu yang rumit yang sulit dituliskan dalam kata-kata. 

Aku memiliki sisi absurd dan abstrak. 

Tanpa kamu sadari pun kamu juga memiliki sisi yang seperti itu. 

Ya, itu lah kita.

Manusia.