Rabu, 20 April 2011

Tuhan Masih Sayang Padaku

Sebenarnya aku tidak tahu apakah Tuhan benar masih sayang padaku.

Namun aku coba berpikir dan terus berpikir.

Ya, Tuhan rupanya memang masih menyayangiku.

Kata orang, sepintar-pintar tupai melompat pasti akan jatuh juga.

Sepandai-pandainya orang menutupi keburukannya pasti akan ketahuan juga.

Aku ingat, banyak sekali keburukan yang telah aku lakukan.

Dan baiknya Tuhan padaku, Ia mau menutupi keburukan-keburukanku tersebut.

Aku tidak tahu sampai kapan Tuhan akan membiarkan semua ini tertutupi.

Aku hanya bisa berharap permohonan ampunku kepada-Nya, menjadi penolong bagiku.

Betapa baiknya Tuhan pada manusia sepertiku.

Seorang manusia yang hina, tak tau diri, egois, dan kotor.

Namun kini mataku mulai terbuka.

Tuhan masih berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hidupku yang cukup kacau.

Baru kusadari kini betapa beruntungnya aku berjalan di jalan-Nya...

Jumat, 15 April 2011

Orang-Orang di Kereta

Perjalanan singkat aku lalui menuju sebuah kota asing yang sebenarnya dulu sempat kukunjungi beberapa kali.

Untuk mencapai kota itu aku menggunakan kereta.

Beramai-ramai orang berebut masuk ke dalam mencari tempat duduk karena ini kereta bisnis.

Nihil.

Semua kursi sudah penuh.

Apa boleh buat aku pun berdiri.

Melihat ke depan, seorang ibu sedang memangku anaknya yang rewel.

Melihat ke samping, seorang ibu terlihat cemas sembari si bapak menggenggam tangannya.

Melihat ke belakang, seorang nenek berdiri di dekat pintu bersiap turun di stasiun selanjutnya.

Selama perjalanan pemandangan yang terlihat adalah rumah warga yang terlihat kumuh, sawah-sawah yang hijau, sungai-sungai kecil yang berwarna coklat, dan kereta yang melintas di rel sebelah.

Orang-orang naik dan turun ke kereta.

Seorang laki-laki dengan gaya 80-an mengantungi sekotak susu coklat di saku belakang. Mungkin tidak ingin membuang sampah sembarangan karena kotak itu sudah kempes.

Laki-laki lainnya mengenakan headset , menikmati perjalanan sambil berdiri di depan pintu.

Si nenek yang tadi berdiri, sudah turun di stasiun.

Sedangkan si ibu yang tadi terlihat cemas, sudah mulai terlihat lebih santai sambil memakan cemilan dengan si bapak.

Aku hanya berdiri.

Memandangi orang-orang di dalam kereta sambil menerka kehidupan mereka di luar kereta.

Rabu, 06 April 2011

Terlalu Ini, Terlalu Itu

Apa pun pendapat orang tentangku, baiknya aku tidak terlalu memikirkannya.

Bagaimanapun juga aku adalah aku, kamu adalah kamu, dia adalah dia.

Terlalu cuek memang tidak baik tapi memang ada kalanya kita harus menjadi orang yang cuek.

Terlalu peduli juga tidak selalu baik. Bisa jadi justru dimanfaatkan orang lain.

Segala sesuatu yang terlalu ini dan terlalu itu memang tidak baik.

 Jangan jadikan hidup terlalu berat dan jangan juga dijadikan ringan.

Lagi-lagi aku menulis sesuatu yang tidak jelas.

Note : Terlalu banyak pikiran bisa menyebabkan ketidakjelasan.